Struktur Dasar Program Dart: Biar Ngoding Nggak Kayak Jalan Tanpa Rambu



Kalau kita ngomongin tentang belajar bahasa pemrograman, pasti ada fase di mana kita cuma pengen cepet-cepet ngetik kode, pencet run, terus lihat hasilnya muncul di layar. Rasanya kayak sulap. Tapi sebelum bisa bikin aplikasi yang “wah”, kita perlu paham dulu struktur dasar dari bahasa yang kita pakai. Nah, kalau kamu lagi kepo sama Dart, artikel ini akan jadi bekal yang mantap supaya nggak nyasar.

Mari kita bahas dengan gaya santai, biar nggak bikin jidat kamu berkerut kayak lagi mikirin utang listrik.

Kenalan Singkat: Dart Itu Bahasa Apa Sih?

Dart adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Google. Awalnya dibuat untuk aplikasi web, tapi sekarang lebih populer karena jadi best friend-nya Flutter, framework favorit untuk bikin aplikasi mobile, desktop, dan web. Jadi kalau kamu pengen bikin aplikasi kece pakai Flutter, ya belajar Dart itu wajib hukumnya.

Kalau diibaratkan, Dart itu ibarat nasi buat rendang. Flutter rendang, Dart nasinya. Tanpa nasi, rendang terasa ada yang kurang.

Struktur Dasar Program Dart

Nah, sekarang masuk ke inti: gimana sih struktur program Dart itu?

Kalau kamu buka file .dart terus isi dengan kode, ada beberapa elemen dasar yang perlu dipahami:

  1. Fungsi main()

  2. Variabel dan Tipe Data

  3. Komentar (biar nggak bikin bingung diri sendiri di masa depan)

  4. Pernyataan (statements)

  5. Fungsi tambahan

Mari kita kulik satu-satu.

1. Fungsi main(): Pintu Utama Program Dart

Setiap program Dart dimulai dari sebuah fungsi bernama main(). Kalau di rumah ada pintu depan, ya main() ini ibarat pintu yang pertama kali dibuka saat kita mau masuk.

Contoh paling sederhana:

void main() {
  print("Hello, Dart!");
}

Kamu bisa bayangin main() itu kayak “MC” di acara. Semua kode akan dijalankan mulai dari situ. Jadi kalau kamu nulis seribu baris kode tapi nggak ada main(), Dart bingung harus mulai dari mana.

2. Variabel dan Tipe Data: Tempat Menyimpan Barang

Program tanpa data itu ibarat dompet tanpa uang—nggak bisa dipakai belanja. Nah, di Dart, kita butuh variabel untuk nyimpen data.

Contoh:

void main() {
  var nama = "Agung";
  int umur = 25;
  double tinggi = 175.5;

  print("Nama: $nama, Umur: $umur, Tinggi: $tinggi cm");
}

Di sini:

  • var bisa dipakai buat nyimpen data apa aja, Dart akan otomatis menebak tipenya.

  • int buat bilangan bulat.

  • double buat angka desimal.

  • Ada juga String, bool, List, Map, dan lain-lain.

Pokoknya Dart cukup fleksibel. Tinggal pilih tipe sesuai kebutuhan.

3. Komentar: Catatan Penting Buat Diri Sendiri

Komentar adalah baris kode yang nggak dijalankan oleh komputer, tapi penting banget buat manusia. Ibaratnya kayak sticky note di kulkas: komputer nggak peduli, tapi manusia yang baca jadi ngerti maksudnya.

Contoh:

void main() {
  // Ini komentar satu baris
  print("Program Dart pertama");

  /*
    Ini komentar multi-baris.
    Bisa dipakai buat nulis panjang lebar
    kalau penjelasannya ribet.
  */
}

Percayalah, komentar akan menyelamatkan kamu dari kebingungan ketika buka kode lama yang sudah kamu lupakan.

4. Pernyataan (Statements): Instruksi Kecil yang Jalan Satu per Satu

Di dalam main(), kita biasanya menulis pernyataan. Setiap pernyataan diakhiri dengan tanda titik koma ;. Ini kayak tanda titik di akhir kalimat.

Contoh:

void main() {
  int a = 5;
  int b = 10;
  int c = a + b;

  print("Hasil penjumlahan: $c");
}

Mudahnya, setiap baris yang ngasih instruksi ke komputer adalah pernyataan.

5. Fungsi Tambahan: Biar Kodenya Nggak Berantakan

Kalau kode sudah panjang, jangan campur aduk semua di main(). Gunakan fungsi tambahan biar rapi dan gampang dipelihara.

Contoh:

void main() {
  sapaUser("Agung");
}

void sapaUser(String nama) {
  print("Halo, $nama! Selamat belajar Dart.");
}

Dengan fungsi tambahan, kode jadi modular. Kamu bisa panggil fungsi kapan pun dibutuhkan tanpa nulis ulang.

Contoh Program Dart Lengkap

Biar lebih kebayang, yuk lihat contoh program Dart sederhana yang memadukan elemen-elemen tadi:

void main() {
  // Variabel
  String nama = "Budi";
  int umur = 20;
  double tinggi = 170.2;

  // Menampilkan data
  print("Nama: $nama");
  print("Umur: $umur tahun");
  print("Tinggi: $tinggi cm");

  // Menggunakan fungsi tambahan
  perkenalan(nama, umur);
}

void perkenalan(String nama, int umur) {
  print("Halo, nama saya $nama dan saya berumur $umur tahun.");
}

Kalau dijalankan, outputnya:

Nama: Budi
Umur: 20 tahun
Tinggi: 170.2 cm
Halo, nama saya Budi dan saya berumur 20 tahun.

Tips Biar Makin Nempel di Kepala

  1. Praktik langsung. Jangan cuma baca, tapi ketik dan jalankan sendiri.

  2. Coba utak-atik. Ganti variabel, tambah fungsi, lihat apa yang terjadi.

  3. Jangan takut error. Error itu kayak alarm, tandanya ada yang perlu dibenerin.

  4. Bikin proyek kecil. Misalnya program menghitung luas lingkaran atau konversi suhu.

Kenapa Paham Struktur Dasar Itu Penting?

Kalau kamu belajar ngoding tanpa ngerti struktur dasar, ibarat main Lego tanpa tahu mana bagian kepala, mana kaki. Bisa jadi bentuknya aneh. Dengan paham dasar-dasarnya, kamu bisa lebih gampang melangkah ke topik lanjut seperti OOP, async/await, atau bahkan bikin aplikasi full Flutter.

Dart Itu Asik Kalau Tau Aturannya

Nah, sekarang kamu sudah tahu struktur dasar program Dart: mulai dari main(), variabel, komentar, pernyataan, sampai fungsi tambahan. Dari hal-hal kecil ini, nantinya kamu bisa bikin kode yang rapi, efisien, dan gampang dipahami.

Belajar Dart itu kayak belajar main gitar: awalnya susah, jarinya sakit, tapi begitu paham chord dasar, lagu apa pun bisa dimainkan.

Jadi jangan ragu buat terus eksplorasi. Karena siapa tahu, dari print("Hello, Dart!"); yang sederhana, kamu bakal berkembang jadi developer yang bikin aplikasi canggih.


0 Comments:

Post a Comment