Mengapa Harus Belajar Dart? Jawaban untuk Kamu yang Masih Bingung

 


 

Kalau kita ngomongin bahasa pemrograman, mungkin yang langsung muncul di pikiranmu adalah nama-nama beken seperti Java, Python, atau JavaScript. Mereka sudah kayak selebriti papan atas: sering dibicarakan, banyak dipakai, dan jadi standar di mana-mana. Nah, terus muncul pertanyaan: “Kenapa saya harus repot-repot belajar Dart? Memangnya penting?”

Jawabannya? Ya, penting banget! Dan di artikel ini, kita bakal kupas habis kenapa belajar Dart itu bukan hanya ide bagus, tapi juga bisa jadi investasi masa depan kamu sebagai developer. Jangan khawatir, pembahasannya tetap santai, jadi kamu nggak akan mendadak stres kayak habis ngoding semalaman.

Apa Itu Dart, Singkatnya?

Dart adalah bahasa pemrograman yang dibuat oleh Google. Awalnya dirilis sekitar tahun 2011, Dart dirancang untuk bikin aplikasi modern dengan performa tinggi. Jadi, Dart ini bukan bahasa yang cuma sekadar numpang lewat dia punya misi serius.

Yang bikin menarik, Dart jadi bahasa utama di balik Flutter, framework UI super populer yang bisa bikin aplikasi Android, iOS, Web, bahkan Desktop dengan satu codebase. Artinya, sekali nulis kode, kamu bisa nyebarin aplikasimu ke banyak platform tanpa harus bikin ulang dari nol.

Alasan Utama Harus Belajar Dart

Oke, sekarang kita masuk ke inti. Kenapa sih kamu harus belajar Dart? Mari kita kupas satu per satu.

1. Karena Flutter Nggak Bisa Jalan Tanpa Dart 

Ini alasan paling kuat. Kalau kamu mau belajar Flutter (dan percaya deh, banyak perusahaan sekarang cari developer Flutter), kamu harus ngerti Dart. Tanpa Dart, kamu cuma bisa bengong lihat dokumentasi Flutter.

Flutter itu ibarat mobil keren, sedangkan Dart adalah bahan bakarnya. Kamu bisa punya mobil, tapi tanpa bensin ya cuma jadi pajangan di garasi.

2. Satu Kode untuk Banyak Platform

Kamu pernah pusing harus bikin aplikasi Android pakai Java/Kotlin, lalu bikin versi iOS pakai Swift/Objective-C? Double kerja, double capek.

Nah, dengan Dart (lewat Flutter), kamu cukup bikin satu kode. Aplikasinya bisa dipakai di Android dan iOS. Bahkan kalau kamu mau, bisa juga di-deploy ke Web dan Desktop.

Ini jelas hemat waktu, tenaga, dan pastinya… hemat uang kalau kamu kerja buat klien.

3. Performa Cepat, Nggak Bikin Kesal

Banyak framework cross-platform lain yang performanya sering bikin ngelus dada. Kadang aplikasinya lambat, animasi patah-patah, dan user jadi kabur.

Dart beda. Karena bisa dikompilasi ke native code lewat AOT (Ahead-Of-Time) Compilation, aplikasi yang dibuat pakai Dart bisa berjalan mulus kayak native app. Jadi user nggak bisa bedain, ini dibuat pakai Flutter/Dart atau bahasa asli Android/iOS.

4. Sintaks Mudah, Mirip Bahasa yang Sudah Populer

Kalau kamu sudah pernah belajar Java, JavaScript, atau C#, belajar Dart bakal berasa familiar. Sintaksnya mirip, sederhana, dan gampang dimengerti.

Contoh sederhana:

void main() {
  var nama = "Rina";
  print("Halo, $nama! Selamat belajar Dart!");
}

Outputnya:

Halo, Rina! Selamat belajar Dart!

Gampang kan? Nggak ada sintaks aneh-aneh yang bikin kamu garuk kepala.

5. Null Safety: Anti Bug Menyebalkan

Kalau kamu pernah kena error gara-gara null, kamu pasti tahu betapa nyebelnya bug itu. Dart sudah punya null safety bawaan. Jadi, kemungkinan error karena nilai kosong bisa dikurangi drastis.

Ibaratnya, Dart udah pasang rambu lalu lintas biar kamu nggak salah jalan dan tabrakan.

6. Didukung Google = Ekosistemnya Serius

Google bukan perusahaan main-main. Kalau mereka sudah bikin bahasa pemrograman, itu artinya ada investasi jangka panjang.

Buktinya? Banyak produk internal Google juga pakai Dart dan Flutter. Jadi, belajar Dart bukan berarti kamu belajar sesuatu yang bakal cepat punah. Justru sebaliknya: semakin lama semakin banyak yang pakai.

7. Banyak Lowongan Kerja Flutter Developer

Kalau alasan teknis belum cukup, mari kita lihat dari sisi cuan. Sekarang ini, permintaan untuk Flutter Developer makin tinggi. Karena Flutter butuh Dart, otomatis siapa pun yang menguasai Dart punya nilai lebih di pasar kerja.

Bayangkan kamu bisa bilang ke HRD: “Saya jago Dart dan Flutter, bisa bikin aplikasi lintas platform dengan satu codebase.” Dijamin HRD langsung pasang senyum manis.

8. Komunitas yang Terus Tumbuh

Memang, Dart belum sebesar JavaScript atau Python. Tapi komunitasnya berkembang cepat, terutama berkat Flutter. Dokumentasi resminya lengkap, banyak forum diskusi, dan tutorial yang terus bermunculan. Jadi kamu nggak akan sendirian kalau belajar Dart.

Siapa yang Cocok Belajar Dart?

Kamu mungkin bertanya, “Apakah Dart cocok buat saya?” Mari kita cek:

  • Kamu pemula yang ingin belajar bahasa pemrograman modern → cocok.

  • Kamu developer mobile yang capek bikin dua versi app untuk Android dan iOS → cocok banget.

  • Kamu web developer yang pengen coba bikin aplikasi mobile → bisa banget.

  • Kamu freelancer yang mau hemat waktu dan biaya buat klien → wajib.

Kesalahan Umum Saat Belajar Dart

Biar nggak salah jalan, mari kita bahas juga kesalahan yang sering dilakukan pemula saat belajar Dart:

  1. Cuma belajar Dart tanpa praktek Flutter → hasilnya kamu ngerti teori, tapi bingung mau ngapain.

  2. Menganggap Dart sama kayak JavaScript → padahal ada banyak perbedaan.

  3. Lupa eksplorasi async & await → ini fitur penting buat handle API dan request.

  4. Takut duluan karena namanya jarang terdengar → padahal justru ini peluang.

Tips Belajar Dart dengan Efektif

  • Mulai dari dasar: variabel, fungsi, OOP.

  • Coba project kecil: kalkulator, to-do list, atau app cuaca.

  • Belajar bareng Flutter biar makin relevan.

  • Rajin cek dokumentasi resmi (docs.flutter.dev).

  • Jangan takut eksperimen—coba-coba aja, salah itu wajar.

Contoh Project Mini dengan Dart

Biar nggak cuma teori, yuk bikin contoh simpel: aplikasi penghitung kata.

void main() {
  String kalimat = "Belajar Dart itu seru banget!";
  int jumlahKata = kalimat.split(" ").length;

  print("Kalimat: $kalimat");
  print("Jumlah kata: $jumlahKata");
}

Output:

Kalimat: Belajar Dart itu seru banget!
Jumlah kata: 5

Gampang kan? Dari hal simpel ini kamu bisa kembangkan ke project lebih besar.

Jadi, mengapa harus belajar Dart?
Karena Dart adalah bahasa pemrograman modern yang cepat, mudah dipahami, aman dari bug null, dan jadi tulang punggung Flutter. Dengan belajar Dart, kamu otomatis membuka pintu ke dunia cross-platform development yang super menguntungkan.

Apakah Dart sepopuler JavaScript atau Python? Belum. Tapi justru di situlah peluangnya: siapa yang lebih dulu belajar, dia yang lebih dulu unggul.

Jadi, kalau ada yang nanya: “Kenapa belajar Dart?”, kamu bisa jawab dengan mantap:
“Karena saya nggak mau buang waktu bikin app dua kali. Sekali nulis kode, jalan di mana-mana. Simple, cepat, dan cuan.” 


0 Comments:

Post a Comment